Kamis, 10 Maret 2011

Mawar dan Kupu-kupu

Lelah seharian kupu-kupu itu terbang mengitari alam.
Tak terperikan betapa letih hatinya, jiwanya. Terkadang tak peduli hujan badai, ia terjang. Hanya tuk menemukan mawar yang tlh lama ia tinggalkan.
Silaunya matahari coba ditepisnya tapi tak mengurangi rasa panas sengatan matahari.

Kupu-kupu itu hinggap di pohon perdu. Lembutnya hembusan angin terasa sejuk.“Ahh..”, kupu-kupu itu mendesah.
Di ujung sana ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia melihat sekuntum mawar, sepertinya ia kenal.


Terbanglah ia ke arah mawar itu. Ia terkesima dan berkata :
“Mawar, benarkah ini dirimu?’.
Mawar menoleh ke arah suara tersebut. Dan ia pun kaget bercampu senang dan haru.

“Kupu-kupu, sudah lama aku menantimu, aku rindu celotehmu”, jawab mawar dengan hati yang berbunga-bunga.
Kupu-kupu dan mawar itu melepas rindu, bercerita, bercengkerama, mencurahkan segala rasa.
Tiba-tiba datanglah kumbang dengan wajah garang.

“Mawar, apa yang kau lakukan”, teriak kumbang.
Dengan ketakutan yang luar biasa, dan terbata-bata mawar menjawab,
“Aaakkuu…lagi ngobrol bersama kupu-kupu”.
“Tidak boleh, tak seorangpun yang boleh mendekatimu”, teriak kumbang dengan suara menggelegar.
“Tapi, kupu-kupu sahabat lamaku”, jawab mawar memohon.

Kupu-kupu mencoba tuk menjelaskan semua. Belum sempat ia membuka mulut, sebuah pukulan melayang di wajahnya.

Kupu-kupu itu terjengkang. Mawar menjerit. Mencoba tuk melerai hingga kelopaknya terberai.
Dengan wajah bengis kumbang terus menghajar kupu-kupu.

Akhirnya demi kebaikan bersama kupu-kupu mengalah. Dengan tertatih-tatih ia terbang dan hinggap di rimbunnya perdu.


Sambil terisak, mawar merangkai kelopaknya satu persatu yang jatuh ke tanah. Sedangkan kumbang hanya menatap dengan angkuhnya, tak terbersit sedikitpun di pikirannya tuk membantu. Dari balik rumpun perdu, kupu-kupu hanya bisa mendesah gundah melihat kejadian itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar